Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar

Chapter 27



Chapter 27

Bab 27

Tracy berbaring di tanah seperti katak, telapak tangan dan lututnya sakit.

Di belakangnya ada mobil Aston Martin yang melaju kencang menembus angin dingin.

Tracy menggigil kedinginan dan merasa malu, kemudian bangkit dan mendapati dirinya berada di jalan layang yang kosong ...

dan baterai HP nya pun habis.

Dia sungguh ingin menangis dan hampir pingsan.

Kenapa semua pria itu hidung belang !!!

Demikian halnya dengan bos yang ditemui pada siang hari dan gigolo pada malam hari…

Mobil yang berlalu lalang di jalan layang, tidak ada satupun yang melambat.

Setelah merasakan an igin dingin selama sejam, akhirnya dia menemukan taksi. Tracy segera merentangkan tangannya agar taksi berhenti ...

Malamnya, Tracy flu berat dan dia tidur sangat nyenyak, bahkan bunyi jam alarm pun tidak ia dengar.

Pagi hari Bibi Juni membangunkannya, Tracy merasa tidak enak badan, tapi tetap berusaha menyeret tubuhnya yang terasa berat untuk cuci muka.

Bibi Juni segera membuatkannya teh jahe setelah tahu bahwa dia flu.

Carlos pergi ke lemari obat mencari obat flu dan menuangkan air hangat : “Mami, setelah sarapan, minum obat ya.”

“Anak yang baik.” Tracy menutupi hidungnya dengan tisu. “Hari ini mami bangun kesiangan, nanti nenek yang antar kalian naik bus sekolah ya.”

“Tenang saja, mami, aku akan menjaga adik dengan baik.”

Wajah kecilnya yang penuh dengan rasa tanggung jawab membuatnya terlihat seperti orang dewasa.

“Mami jangan pergi kerja, izin sakit saja.”

Carla sangat sedih, kemudian mengulurkan tangannya yang kecil dan lucu menyeka hidung

Tracy.

“Mami jangan khawatir, setelah minum obat pasti akan sembuh.” Tracy minum air terus

menerus karena tenggorokannya sakit.

“Aku tuangkan air untuk mami.”

Setelah melihat Tracy selesai minum, dia tuangkan air lagi.

“Mami, ini obat flu yang sudah aku siapkan, bawa ke kantor saja.”

Carlos mengemas obat flu dalam kotak kecil, kemudian memasukannya ke dalam tas Tracy.

“Terima kasih, nak.”

Tracy sangat bangga melihat anaknya yang baru berusia tiga tahun, tapi sudah sangat pengertian.

Pada saat itu, tiba-tiba dia sadar tidak melihat Carles, kemudian buru-buru bertanya, “Carles mana???” novelbin

“Carles ada di sana, dia sedang membantu roxy yang sedang buang air besar.”

Carla menunjuk ke arah balkon.

Carles berdiri di atas kursi kecil, menatap tajam roxy yang ada di dalam sangkar, tangannya memegang tongkat kayu kecil, tidak tahu apa yang akan dilakukannya.

Roxy berdiri terpatung di dalam sangkar, matanya berkedut, lehernya tercekik, kemudian buang air besar dengan sekuat tenaga.

“Semalam aku bangun dua kali untuk melihat apakah roxy sudah buang air besar, pagi ini lihat lagi.” Bibi Juni tersenyum sambil berkata. “Dia mungkin ingin menunggu roxy mengeluarkan emas!”

“Sekarang aku mulai percaya pada Carles …” Carlos mengerutkan kening dengan tatapan serius, “Mungkin ceritanya benar.”

“Carles, cepat sarapan!” Bibi Juni memanggil.

Carles menggerakkan kakinya yang pendek dan berlari : “Mami, roxy sudah buang air besar.”

“Ada emas tidak?” Carla buru-buru bertanya.

“Tidak ada, aku sudah memeriksanya dengan tongkat kecil.” Carles dengan wajah penuh harapan lanjut berkata, “Mungkin lain kali akan ada.”

Kemudian dia berkata kepada Bibi Juni dengan serius, “Nenek, hari ini tolong bantu aku lihat apakah roxy mengeluarkan emas.”

“Iya iya, nenek bantu kamu, kalau dia mengeluarkan emas, pasti akan kusimpan untukmu!” Bibi

Juni tersenyum sambil berkata, “Sudahlah, cepat sarapan.”

Selesai sarapan, Bibi Juni pergi mengantar Carlos, Carles, dan Carla. Tracy buru-buru naik taksi ke kantor.

Dia bersin terus-menerus di dalam taksi, keadaannya tidak baik.

Mengingat kejadian buruk kemarin, dia menggertakan gigi dengan marah, mengutuk Daniel dan gigolo itu di dalam hatinya, semoga mereka selalu sial!

Daniel bersin dua kali di dalam mobil Rolls Royce Phantom miliknya, wajah Tracy terlintas di benaknya. Sialan, mungkinkah aku tertular wanita sial itu?

“Pak Presdir.” Ryan melapor, “Hasil investigasi Thomas sudah keluar.”

“Katakan!” mata Daniel masih tertuju pada dokumen itu.

“Black Panther menyerahkan chip kepada seorang anak di mall Central Park.” Ryan mengerutkan kening sambil berkata, “Jika dilihat dari cctv, anak itu terlihat seperti baru berusia tiga atau empat tahun ...”

“Cari anak itu di seluruh sudut kota!”

“Baik.”


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.